MAKALAH
LEMBAGA
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL
(Dibuat Sebagai Bahan Presentasi Kelompok, Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam)
Dosen :
Drs. H. Jamiluddin Yacub, M.S.I
Oleh :
Alfiah
Nairotul Masbiqoh
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM LAMPUNG
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya melimpah kepada hamba-Nya. Atas
rahmat dan pertolongan Allah, kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah
tentang “Lembaga Pendidikan Sebagai Suatu System Sosial”.
Makalah
tersebut kami susun dengan maksud sebagai bahan presentasi Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan Islam, dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus
pemahaman terhadap manajemen
pendidikan islam.
Harapan
kami, semoga setelah penyusunan makalah ini selesai kami semakin memahami tentang Lembaga Pendidikan Sebagai Suatu System
Social.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik, serta
bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kami. Akhirnya kami mohon maaf atas segala
kekurangan.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
KATA
PENGANTAR . . . . . . . . . . ..
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
DAFTAR
ISI . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I.
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB
II.PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
A.
Lembaga Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B.
Pengertian System
Social . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
C.
Asumsi Dasar Tentang
Sistem Social . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .. . . . .4
D.
Elemen-Elemen Social
dan Organisasi Social . . . . . . . . . .
. . . . . . . 6
E.
Lembaga Pendidikan
Sebagai Suatu Sistim Sosial . . . . .
. . . . . . . . . . . . 9
BAB III.
PENUTUP . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .11
Daftar Pustaka
. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 12
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan
pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam
konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berada di luar diri anak. Anak, dalam hal ini manusia tidaak bisa dipisahkan
dengan lingkungannya sehingga terkadang, lingkungan pun akan berpengaruh pada
sifat dan kepribadian anak serta salah satu factor yang membentuk karakter
anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang,
keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang di lakukan manusia, termasuk
didalamnya adalah pendidikan.
Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang
masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam fikiran peserta didik sehingga
terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung
makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat manusia memiliki fungsi social
)agen perubahan masyarakat)
BAB II
PEMBAHASAN
LEMBAGA
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL
A.
Lembaga Pendidikan.
Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi. Sedangkan pendidikan
adalah usaha manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang sedang
berkembang untuk menjadi manusia yang berguna.
Jadi,
lembaga pendidikan adalah segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka
mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah,
terpadu dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan. Untuk mencapai
sasaran dan fungsi di maksud maka lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana
strategis dalam membina sumber daya manusia yang berkualitas.
Secara
garis besar, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individual. Fungsi
sosialnya adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang
lebih efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan masa kini.
Fungsi individualnya adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang
lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa
depan (pengalaman baru). Proses pendidikan dapat berlangsung secara formal
seperti yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan. Ia juga berlangsung secara
informal lewat berbagai kontak dengan media komunikasi seperti buku, surat
kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya atau non formal seperti interaksi
peserta didik dengan masyarakat sekitar.
Lembaga
pendidikan di indonesia dalam UU bisa kita klasifikasikan menjadi dua kelompok
yaitu: sekolah dan luar sekolah, selanjutnya pembagian ini lebih rincinya
menjadi tiga bentuk:
a.
Informal (keluarga)
Pendidikan
informal, atau pendidikan pertama adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri,
hal ini adalah menjadi pendidikan primer bagi peserta dalam dalam pembentukan
karakter dan kepribadian.
b.
Formal (sekolah)
Jalur
formal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi.
Dengan jenis pendidikan:
Umum
Kejuruan
Akademik
Profesi
Advokasi
Keagamaan.
Pendidikan
formal dapat coraknya diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat.
Pendidikan
dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah berbentuk lembaga sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau
bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (Mts) atau bentuk lain yang sederajad. Sebelum memasuki
jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun diselenggarakan pendidikan
anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan
dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal
(TK, atau Raudatul Athfal), sedangkan dalam nonformal bisa dalam bentuk (TPQ,
kelompok bermain, taman/panti penitipan anak) dan/atau informal (pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Sedangkan
Pendidikan menengah yang merupakan kelanjutan pendidikan dasar terdiri atas,
pendidikan umum dan pendidikan kejuruan yang berbentuk sekolah menengah atas
(SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah
aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajad.
Yang
terakhir adalah pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah, pendidikan ini mencakup program pendidikan:
·
Diploma
·
Sarjana
·
Magister
·
Doktor,
Perguruan
tinggi memiliki beberapa bentuk:
·
Akademi
·
Politeknik
·
Sekolah tinggi
·
Institut atau
universitas
Yang secara umum
lembaga-lembaga tinggi ini dibentuk dan diformat untuk menyelenggarakan
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, serta menyelenggarakan
program akademik, profesi dan advokasi.
Semua
lembaga formal di atas diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk memberikan
gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh pendidikan di
lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki program profesi
sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan doktor berhak memberikan
gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada individu yang layak
memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni.
c.
Nonformal (masyarakat)
Pendidikan
nonformal, meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain
yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan
pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan majelis taklim, serta
satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai
setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah
daerah dengan mengacu pada standard
nasional
pendidikan.
Adapun
pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau ingin
melengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat,
yang berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.
Sebagai
system social, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam
perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini
lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum.
Pertama,
melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dan sebuah
system.
Kedua,
mengenali individu-individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki
kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Kemudian
sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:
Ø Pengembangan Pribadi
Ø Pengembangan Warga
Ø Pengembangan Budaya
Ø Pengembangan Bangsa
Peran sesungguhnya dari lembaga pendidikan adalah
sebagai jembatan pengantar kita untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
B. Pengertian
System Sosial
Pengertian system menurut Tatang M. Tamri, system
berasal dari bahasa yunani yaitu sistem, yang mempunyai arti sebagai suatu
hubungan yang tersusun atas sekian banyak bagian dan hubungan yang berlangsung
antara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur. Social dalam arti
masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang bertalian dengan
system hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang atau sekelompok orang
yang di dalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai social dan
aspirasi hidup serta cara mencapainya.
C. Asumsi
Dasar Tentang System Social
Asumsi dasar dari konsep system social sendiri
bermakna masyarakat, dan komponen dari masyarakat merupakan komponen dari suatu
system social.
Menurut
Prof. Judis, system social adalah suatu perangkat system social yang memiliki
nilai-nilai, norma dan tujuan bersama.
Sementara
menurut Parsons, system social merupakan proses interaksi di antara para pelaku
social sehingga yang di maksud dengan struktur system social adalah struktur
relasi antara para pelaku sebagaimana yang terlihat dalam proses interaksi dan
system relasi tersebut.
System
social pada dasarnya menunjuk pada sesuatu dari bentuk masyarakat yang dalam
skala besar, seperti bangsa, Negara atau dapat pula menunjuk pada sector
tertentu, seperti sector pendidikan, ekonomi, politik atau dapat pula menunjuk
pada skala kecil seperti keluarga.
Ciri-ciri Sistem Sosial :
Menurut
Takot Parsons cirri-ciri system social adalah dua orang atau lebih saling
mempengaruhi, dalam tindakan mereka memperhitungkan bagaimana orang lain
bertindak dan kadang-kadang mereka bertindak bersama untuk mencapai tujuan
bersama.
Sedangkan
menurut Alvin L. Bertrand cirri-ciri system social adalah terdapat dua orang
atau lebih, terjadi interaksi antara mereka, bertujuan, memiliki struktur,
symbol, dan harapan-harapan bersama.
Selanjutnya
Takot Parsons menjelaskan bahwa masyarakat merupakan suatu tipe system social.
Dari
uraian di atas, dapat diketahui bahwa system social termasuk system lain yang
pada umumnya terdapat proses saling pengaruh-mempengaruhi. Hal ini disebabkan
oleh adanya hubungan antara sub system yang ada di dalam system atau hubungan
antara system tersebut dengan system lain dan lingkungannya.
Margono
Slamet menyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu system social di pengaruhi
oleh hal-hal sebagai berikut :
a.
Ekologi,
tempat dan geografi dimana system itu berada.
b.
Kebudayaan,
yaitu menyangkut nilai-nilai social system kepercayaan dan norma-norma dalam
masyarakat.
c.
Kepribadian,
yang meliputi sikap mental, semangat, tempramen, dan cirri-ciri psikologis
masyarakat.
d.
Waktu,
sejarah dan latar belakang masa lampau di masyarakat tersebut.
System social yang dapat dipengaruhi oleh
lingkungannya merupakan ciri utama dari system social yang memiliki sikap
terbuka, yang dapat menerima unsur-unsur dari luar system.
Dengan
keterbukaan dari system social maka akan tercipta juga batasan dari system
social tersebut. Tentunya dengan keterbukaan juga akan terciptanya suatu
perubahan dan perkembangan.
Dari
keterbukaan system social terlihat bahwa dalam system social terdapat proses
jalinan social dan perubahan social. Tapi, menurut Alvin I. Bertrand, proses
dalam system social terdiri dari proses-proses sebagai berikut:
a.
Komunikasi
b.
Memelihara tapal
batas
c.
Penjalinan
system
d.
Sosialisasi
e.
Pengawasan
sosial
D. Elemen-Elemen
System Social Dan Organisasi Sosial
System adalah bagian-bagian yang saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat berfungsi melakukan suatu kerja
untuk tujuan tertentu. System social itu sendiri adalah suatu system yang
terdiri dari elemen-elemen social.
Elemen
tersebut terdiri atas “tindakan-tindakan social yang dilakukan
individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta
hubungan-hubungan social.” Keseluruhan hubungan social tersebut membentuk
struktur social dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan
corak masyarakat tersebut.
Organisasi social adalah perkumpulan yang dibentuk
oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun
yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara. Sebagai mahluk yang selalu
hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi social untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Dapat
dikatakan bahwa organisasi social adalah organisasi yang mempunyai tujuan
social. Organisasi social tidak mengharap keuntungan dalam bentuk materi.
Tujuan utama organisasi ini adalah untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa
menghitung untung-rugi. Organisasi social biasanya mempunyai jiwa social yang
tinggi. Orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap kondisi masyarakat nya.
Ciri-ciri Organisasi Sosial :
Rumusan
batasan-batasan operasional dari suatu organisasi jelas.
Menetapkan para
anggotanya secara formal.
Memilki
identitas yang jelas.
Mempunyai
struktur administrasi yang berbeda dengan organisasi lain.
Organisasi sah
setelah melalui suatu prosedur hokum.
Adanya peraturan
yang tertulis untuk mengawasi para anggotanya.
Tipe-tipe
Organisasi Sosial :
a.
Organisasi
Formal.
Organisasi social adalah organisasi dimana para
anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan menurut ketentuan resmi dan
memilki peraturan yang tegas.
b.
Organisasi
Informal
Organisasi Informal adalah organisasi dimana para
anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi
dengan struktur informal dan tidak ditentukan secara resmi.
Organisasi akan selalu muncul dalam sebuah kegiatan
yang dilakukan secara berkelompok. Karena dengan organisasi akan lebih mudah
untuk mengatasi persoalan dan tujuan yang hendak dicapai lebih mudah.
E. Lembaga
Pendidikan Sebagai Suatu Sistim Sosial
System pendidikan dengan system lainnya mempunyai
hubungan erat. Pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi system social, ekonomi,
kebudayaan, agama, politik, dan lain-lain. Hubungan pendidikan dengan system
social berkaitan erat, pendidikan terlibat dalam semua jenis dan jenjang proses
perkembangan social, baik dalam mobilitas social, mobilitas geografis,
penduduk, partisipasi politik, dan system social lainnya.
Pendidikan
memiliki kontribusi yang sangat banyak dan luas dalam meningkatkan kemampuan
intelektualitas manusia, yang pada akhirnya berakibat pula terhadap kualitas
kehidupan masyarakat. Kaitan antara kedua aspek tersebut menuntut para ahli
sosiologi dalam membahas masyarakat tidak mengenyampingkan hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan. Begitu pula para ahli pendidikan dalam membahas
bidang keilmuannya tidak terlepas dari pembahasan masyarakat, karena pendidikan
terjadi di dalam masyarakat di samping masyarakat pun ikut terlibat dalam
penyelenggaraannya.
Perubahan yang ada dalam masyarakat akan sangat
berbeda karena perbedaan tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi yang ada dalam
masyarakat itu sendiri. Perubahan tingkat pendidikan akan terus terjadi dalam
masyarakat selama masyarakat tersebut berkeinginan untuk nerubah system yang ada,
misalnya masyarakat tersebut ingin merubah status sosialnya, untuk menunjang
perubahan tersebut masyarakat memerlukan pendidikan sebagai sarana untuk
mewujudkannya. Lingkungan pendidikan yaaitu keluaarga dan lingkungan
masyaraakat akan mempengaruhi perkembangan social yang terjadi, system
pendidikan formal di sekolah dan lembaga pendidikan tinggi, juga akan
mempengaruhi pendidikan.[1]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas, dapat diketahui bahwa lembaga pendidikan termasuk bagian dari system social yang di
dalamnya memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Sebagai
system social, lembaga pendidikan tidak terlepas dari peran dan andil
masyarakat dalam kepengurusan nya. Masyarakat juga dapat menjadi pusat dalam
konteks pembangunan manusia seutuhnya, selain keluarga dan sekolah.
System
social pada dasarnya menunjuk pada sesuatu dari bentuk masyarakat yang dalam
skala besar, seperti bangsa, Negara atau dapat pula menunjuk pada sector
tertentu, seperti sector pendidikan, ekonomi, politik atau dapat pula menunjuk
pada skala kecil seperti keluarga.
Dengan persiapan dan orientasi
yang jelas diharapkan
lembaga-lembaga pendidikan akan mampu mencetak kader-kader perubahan ke arah
perbaikan di masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Huffad, Ahmad. 2009.Teori Sosiologi Pendidikan. Bandung : IMTIMA
Di akses pada 19 Oktober 2012 14:45
Di akses pada
20 oktober 2012 16:38
Di akses pada 19 Oktober 2012 14:55