Rabu, 26 Desember 2012

MAKALAH LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL


MAKALAH
LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL
 (Dibuat Sebagai Bahan Presentasi Kelompok, Mata Kuliah       Manajemen Pendidikan Islam)
Dosen : Drs. H. Jamiluddin Yacub, M.S.I









Oleh :
Alfiah
Nairotul Masbiqoh
SEKOLAH TINGGI AGAMA  ISLAM DARUSSALAM LAMPUNG
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2012/2013











KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya melimpah kepada hamba-Nya. Atas rahmat dan pertolongan Allah, kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah tentang Lembaga Pendidikan Sebagai Suatu System Sosial”.
Makalah tersebut kami susun dengan maksud sebagai bahan presentasi Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam, dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap manajemen pendidikan islam.
Harapan kami, semoga setelah penyusunan makalah ini selesai kami semakin memahami tentang Lembaga Pendidikan Sebagai Suatu System Social.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik, serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami. Akhirnya kami mohon maaf atas segala kekurangan.









DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL             . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
KATA PENGANTAR           . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
DAFTAR ISI                          . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I. PENDAHULUAN    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II.PEMBAHASAN      . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
A.    Lembaga Pendidikan  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B.     Pengertian System Social        . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
C.     Asumsi Dasar Tentang Sistem Social . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .4
D.    Elemen-Elemen Social dan Organisasi Social . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
E.     Lembaga Pendidikan Sebagai Suatu Sistim Sosial     . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
BAB III. PENUTUP              . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
Kesimpulan        . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . .11
Daftar Pustaka   . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12







BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan pendidikan  selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Anak, dalam hal ini manusia tidaak bisa dipisahkan dengan lingkungannya sehingga terkadang, lingkungan pun akan berpengaruh pada sifat dan kepribadian anak serta salah satu factor yang membentuk karakter anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang di lakukan manusia, termasuk didalamnya adalah pendidikan.
Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam fikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat manusia memiliki fungsi social )agen perubahan masyarakat)















BAB II
PEMBAHASAN
LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL

A.    Lembaga Pendidikan.
            Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi. Sedangkan pendidikan adalah usaha manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang sedang berkembang untuk menjadi manusia yang berguna.
            Jadi, lembaga pendidikan adalah segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan. Untuk mencapai sasaran dan fungsi di maksud maka lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya manusia yang berkualitas.
Secara garis besar, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individual. Fungsi sosialnya adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan masa kini. Fungsi individualnya adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan (pengalaman baru). Proses pendidikan dapat berlangsung secara formal seperti yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan. Ia juga berlangsung secara informal lewat berbagai kontak dengan media komunikasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya atau non formal seperti interaksi peserta didik dengan masyarakat sekitar.
Lembaga pendidikan di indonesia dalam UU bisa kita klasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu: sekolah dan luar sekolah, selanjutnya pembagian ini lebih rincinya menjadi tiga bentuk:
a.      Informal (keluarga)
Pendidikan informal, atau pendidikan pertama adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, hal ini adalah menjadi pendidikan primer bagi peserta dalam dalam pembentukan karakter dan kepribadian.
b.      Formal (sekolah)
Jalur formal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Dengan jenis pendidikan:
*      Umum
*      Kejuruan
*      Akademik
*      Profesi
*      Advokasi
*      Keagamaan.
Pendidikan formal dapat coraknya diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat.
Pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah berbentuk lembaga sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (Mts) atau bentuk lain yang sederajad. Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun diselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal (TK, atau Raudatul Athfal), sedangkan dalam nonformal bisa dalam bentuk (TPQ, kelompok bermain, taman/panti penitipan anak) dan/atau informal (pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Sedangkan Pendidikan menengah yang merupakan kelanjutan pendidikan dasar terdiri atas, pendidikan umum dan pendidikan kejuruan yang berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajad.
Yang terakhir adalah pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah, pendidikan ini mencakup program pendidikan:
·         Diploma
·         Sarjana
·         Magister
·         Doktor,

Perguruan tinggi memiliki beberapa bentuk:
·         Akademi
·         Politeknik
·         Sekolah tinggi
·         Institut atau universitas
Yang secara umum lembaga-lembaga tinggi ini dibentuk dan diformat untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, serta menyelenggarakan program akademik, profesi dan advokasi.
Semua lembaga formal di atas diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk memberikan gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh pendidikan di lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki program profesi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni.

c.       Nonformal (masyarakat)
Pendidikan nonformal, meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah dengan mengacu pada standard nasional pendidikan.
Adapun pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau ingin melengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, yang berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

            Sebagai system social, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum.
            Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dan sebuah system.
            Kedua, mengenali individu-individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
            Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:
Ø  Pengembangan Pribadi
Ø  Pengembangan Warga
Ø  Pengembangan Budaya
Ø  Pengembangan Bangsa

Peran sesungguhnya dari lembaga pendidikan adalah sebagai jembatan pengantar kita untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

B.     Pengertian System Sosial
Pengertian system menurut Tatang M. Tamri, system berasal dari bahasa yunani yaitu sistem, yang mempunyai arti sebagai suatu hubungan yang tersusun atas sekian banyak bagian dan hubungan yang berlangsung antara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur. Social dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang bertalian dengan system hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang atau sekelompok orang yang di dalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai social dan aspirasi hidup serta cara mencapainya.

C.    Asumsi Dasar Tentang System Social
Asumsi dasar dari konsep system social sendiri bermakna masyarakat, dan komponen dari masyarakat merupakan komponen dari suatu system social.
            Menurut Prof. Judis, system social adalah suatu perangkat system social yang memiliki nilai-nilai, norma dan tujuan bersama.
            Sementara menurut Parsons, system social merupakan proses interaksi di antara para pelaku social sehingga yang di maksud dengan struktur system social adalah struktur relasi antara para pelaku sebagaimana yang terlihat dalam proses interaksi dan system  relasi tersebut.
            System social pada dasarnya menunjuk pada sesuatu dari bentuk masyarakat yang dalam skala besar, seperti bangsa, Negara atau dapat pula menunjuk pada sector tertentu, seperti sector pendidikan, ekonomi, politik atau dapat pula menunjuk pada skala kecil seperti keluarga.

Ciri-ciri Sistem Sosial :
            Menurut Takot Parsons cirri-ciri system social adalah dua orang atau lebih saling mempengaruhi, dalam tindakan mereka memperhitungkan bagaimana orang lain bertindak dan kadang-kadang mereka bertindak bersama untuk mencapai tujuan bersama.
            Sedangkan menurut Alvin L. Bertrand cirri-ciri system social adalah terdapat dua orang atau lebih, terjadi interaksi antara mereka, bertujuan, memiliki struktur, symbol, dan harapan-harapan bersama.
            Selanjutnya Takot Parsons menjelaskan bahwa masyarakat merupakan suatu tipe system social.
            Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa system social termasuk system lain yang pada umumnya terdapat proses saling pengaruh-mempengaruhi. Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan antara sub system yang ada di dalam system atau hubungan antara system tersebut dengan system lain dan lingkungannya.

            Margono Slamet menyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu system social di pengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
a.       Ekologi, tempat dan geografi dimana system itu berada.
b.      Kebudayaan, yaitu menyangkut nilai-nilai social system kepercayaan dan norma-norma dalam masyarakat.
c.       Kepribadian, yang meliputi sikap mental, semangat, tempramen, dan cirri-ciri psikologis masyarakat.
d.      Waktu, sejarah dan latar belakang masa lampau di masyarakat tersebut.

System social yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya merupakan ciri utama dari system social yang memiliki sikap terbuka, yang dapat menerima unsur-unsur dari luar system.
            Dengan keterbukaan dari system social maka akan tercipta juga batasan dari system social tersebut. Tentunya dengan keterbukaan juga akan terciptanya suatu perubahan dan perkembangan.
            Dari keterbukaan system social terlihat bahwa dalam system social terdapat proses jalinan social dan perubahan social. Tapi, menurut Alvin I. Bertrand, proses dalam system social terdiri dari proses-proses sebagai berikut:
a.       Komunikasi
b.      Memelihara tapal batas
c.       Penjalinan system
d.      Sosialisasi
e.       Pengawasan sosial

D.    Elemen-Elemen System Social Dan Organisasi Sosial
System adalah bagian-bagian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat berfungsi melakukan suatu kerja untuk tujuan tertentu. System social itu sendiri adalah suatu system yang terdiri dari elemen-elemen social.
            Elemen tersebut terdiri atas “tindakan-tindakan social yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan social.” Keseluruhan hubungan social tersebut membentuk struktur social dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut.
Organisasi social adalah perkumpulan yang dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun  yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara. Sebagai mahluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi social untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
            Dapat dikatakan bahwa organisasi social adalah organisasi yang mempunyai tujuan social. Organisasi social tidak mengharap keuntungan dalam bentuk materi. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa menghitung untung-rugi. Organisasi social biasanya mempunyai jiwa social yang tinggi. Orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap kondisi masyarakat nya.

Ciri-ciri Organisasi Sosial :
*      Rumusan batasan-batasan operasional dari suatu organisasi jelas.
*      Menetapkan para anggotanya secara formal.
*      Memilki identitas yang jelas.
*      Mempunyai struktur administrasi yang berbeda dengan organisasi lain.
*      Organisasi sah setelah melalui suatu prosedur hokum.
*      Adanya peraturan yang tertulis untuk mengawasi para anggotanya.

Tipe-tipe Organisasi Sosial :
a.      Organisasi Formal.
Organisasi social adalah organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan menurut ketentuan resmi dan memilki peraturan yang tegas.
b.      Organisasi Informal
Organisasi Informal adalah organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal dan tidak ditentukan secara resmi.
Organisasi akan selalu muncul dalam sebuah kegiatan yang dilakukan secara berkelompok. Karena dengan organisasi akan lebih mudah untuk mengatasi persoalan dan tujuan yang hendak dicapai lebih mudah.

E.     Lembaga Pendidikan Sebagai Suatu Sistim Sosial

System pendidikan dengan system lainnya mempunyai hubungan erat. Pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi system social, ekonomi, kebudayaan, agama, politik, dan lain-lain. Hubungan pendidikan dengan system social berkaitan erat, pendidikan terlibat dalam semua jenis dan jenjang proses perkembangan social, baik dalam mobilitas social, mobilitas geografis, penduduk, partisipasi politik, dan system social lainnya.
            Pendidikan memiliki kontribusi yang sangat banyak dan luas dalam meningkatkan kemampuan intelektualitas manusia, yang pada akhirnya berakibat pula terhadap kualitas kehidupan masyarakat. Kaitan antara kedua aspek tersebut menuntut para ahli sosiologi dalam membahas masyarakat tidak mengenyampingkan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Begitu pula para ahli pendidikan dalam membahas bidang keilmuannya tidak terlepas dari pembahasan masyarakat, karena pendidikan terjadi di dalam masyarakat di samping masyarakat pun ikut terlibat dalam penyelenggaraannya.
Perubahan yang ada dalam masyarakat akan sangat berbeda karena perbedaan tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Perubahan tingkat pendidikan akan terus terjadi dalam masyarakat selama masyarakat tersebut berkeinginan untuk nerubah system yang ada, misalnya masyarakat tersebut ingin merubah status sosialnya, untuk menunjang perubahan tersebut masyarakat memerlukan pendidikan sebagai sarana untuk mewujudkannya. Lingkungan pendidikan yaaitu keluaarga dan lingkungan masyaraakat akan mempengaruhi perkembangan social yang terjadi, system pendidikan formal di sekolah dan lembaga pendidikan tinggi, juga akan mempengaruhi pendidikan.[1]






















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

            Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa lembaga pendidikan  termasuk bagian dari system social yang di dalamnya memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
            Sebagai system social, lembaga pendidikan tidak terlepas dari peran dan andil masyarakat dalam kepengurusan nya. Masyarakat juga dapat menjadi pusat dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, selain keluarga dan sekolah.
            System social pada dasarnya menunjuk pada sesuatu dari bentuk masyarakat yang dalam skala besar, seperti bangsa, Negara atau dapat pula menunjuk pada sector tertentu, seperti sector pendidikan, ekonomi, politik atau dapat pula menunjuk pada skala kecil seperti keluarga.
Dengan persiapan dan orientasi yang jelas diharapkan lembaga-lembaga pendidikan akan mampu mencetak kader-kader perubahan ke arah perbaikan di masyarakat.










DAFTAR PUSTAKA

Huffad, Ahmad. 2009.Teori Sosiologi Pendidikan. Bandung : IMTIMA
Di akses pada 19 Oktober 2012 14:45
Di akses pada 20 oktober 2012 16:38
Di akses pada 19 Oktober 2012 14:55






[1]        Hufad, Ahmad. 2009. Teori Sosiologi Pendidikan. Bandung: IMTIMA, pp 227- 228